wbbnews.id
http://wbbnews.id/

Dalam Sejarah API ABADI BOJONEGORO Hinnga Saat Ini Tidak Pernah Padam

Bojonegoro – wbbnews.id, Tepatnya tanggal 20 Oktober 2024 telah diperingati hari jadi Bojonegoro yang ke 347 tahun. Untuk memperingatinya, pihak pemerintah melakukan pengambilan api abadi yang sudah ratusan tahun tidak pernah padam. Dalam sejarah Bojonegoro salah satu peninggalan moyang yang hinnga saat ini tidak pernah padam adalah api abadi . Dan tradisi ini setiap hari jadi Bojonegoro selalu dilakukan pengambilan api abadi.. Tempat api abadi atau lebih dikenal dengan kayangan api berada di wilayah desa Sendangharjo kecamatan Ngasem.

<span;>Prosesi hari jadi Bojonegoro yang 347 tahun ini dalam pengambilan api abadi diiringi oleh gamelan gambyong. Dimana pengambilan api abadi dilakukan oleh kuncen selaku juru kunci kayangan api. Selanjutnya api diserahkan kepada camat Ngasem selaku pemangku wilayah. Dari camat Ngasem dibawa ke Bojonegoro kota menuju kantor bakorwil dengan cara di bawa oleh pelari dari pihak polres Bojonegoro.

<span;>Selanjutnya camat Ngasem menyerahkan api abadi ke camat Bojonegoro kota. Dan camat Bojonegoro menyerahkan api abadi kepasa kerua DPRD kabupaten Bojonegoro. Begitu pula Abdullah Umar selaku ketua DPRD membawa api abadi menju pendopo kabupaten Bojonegoro.

<span;>Proses pembawaan api abadi yang diserahkan ketua DPRD dari kantor bakorwil menuju pendopo dengan diiringi oleh cucuk lampak. Ketua DPRD dengan pakaian adat Bojonegoro membawa api abadi dengan langkah sesuai dengan gamelan jawa. Ketua DPRD dan istri melangkah membawa api abadi dan menywrahkannya kepada pj bupati Andriyanto dengan didampingi istri. Dan tentunya pj bupati jiga memakai pakaian adat Bojonegoro.

<span;>Setelah penyerahan api abadi, pj bupati dan ketua DPRD membawa api ke pendopo untuk menyalakan tungku yang telaj disediakan dengan denhan seburan api keabadian. Serelah itu pj bupati dan kerua DPRD duduk bersama sejajar dan mwnikmati hiburan berupa tarian asli Bojonegoro yang pernah menjadi juara pada event tari daerah. ( Edi gondrong )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *